Showing posts with label Wisata. Show all posts
Showing posts with label Wisata. Show all posts

Objek Wisata Rahtawu Kudus

0
Untuk kesekian kalinya Kangbabas dan keluarga berlibur menikmati Objek Wisata Rahtawu Kudus. Keindahan Panorama Alam Desa Rahtawu Kudus begitu indah dan mempesona. Desa Wisata Rahtawu terletak dibagian paling atas Kecamatan Dawe Kabupaten Kudus. Di desa ini anda akan melihat keindahan lembah dan bukit-bukit yang masih hijau dan asri. Anda juga bisa menikmati keindahan dan kesejukan aliran sungai dan iar terjun yang masih alami dan segar.

Untuk menju Desa Rahtawu, waktu yang diperlukan tidaklah terlalu lama. Dari Alun-Alun Kota Kudus sekitar setengah jam untuk sampai kesana. Jangan takut akan akses jalannya. Karena akses jalan menuju kesana sudah baik alias jalan beraspal. Setelah memasuki Gapura Selamat Datang di Desa Wisata Rahtawu Kudus, anda akan melihat disebelah kanan jalan pemandangan yang indah mempesona. Tebing-tebing yang tinggi dan jurang yang dalam adalah keindahan yang anda lihat sepanjang jalan yang berliku dan berkelok. Deretan pegunungan yang menjulang tinggi dan hawa yang sejuk membuat pikiran menjadi fresh dan menyejukkan hati.


Gapura Selamat Datang di Desa Rahtawu
Desa Rahtawu terkenal dengan banyaknya tempat pertapaan para leluhur. Disana terdapat banyak tempat petilasan pertapaan leluhur jaman dahulu. Nama petilasan tersebut diambil dari cerita pewayangan. Diantaranya adalah Hyang Semar, pertapaan Eyang Abiyoso, pertapaan Eyang Loko Joyo, Dewi Kunthi, Argo Jambangan, Jonggringsaloko, dll. Desa Rahtawu berada dikaki lereng Gunung Muria yang berhawa dingin dan jauh dari keramaian. Oleh karenanya, tempat ini sangat cocok digunakan untuk mengasah batin atau laku prihatin bagi orang jawa.

Desa Rahtawu memiliki tradisi dan budaya turun temurun. Di Desa ini, ada beberapa pantangan yang harus diperhatikan dan tidak boleh dilanggar, yaitu mengadakan hiburan wayang kulit. Jika dilanggar, konon maka yang bersangkutan akan mendapatkan bencana. Jika warga ingin mengadakan hajatan, mereka biasanya mengadakan Tayuban. Hal ini dimaksudkan untuk memanjatkan do’a kepada Tuhan dan meminta keselamatan dan kemakmuran dari hasil bumi yang berlimpah.

Panorama Alam Perbukitan Desa Rahtawu Kudus
Objek Wisata Alam Rahtawu Kudus
Memang banyak cerita dan Sejarah di Desa Rahtawu. Menurut cerita orang Desa Rahtawu nama Rahtawu berarti Getih sing bercecer (darah yang bercecer). Menurut cerita Babad dan Purwa, konon para leluhur Raja-Raja Jawa merupakan keturunan Dinasti Bharata. Petilasan pertapaan yang berada di Desa Rahtawau diyakini dahulu kala memang benar-benar merupakan tempat bertapanya para “Eyang Suci”. Kebanyakan petilasan tersebut merupakan berupa batu datar yang diperkirakan sebagai tempat duduk ketika bertapa / semedi / meditasi. Namun sekarang petilasan tersebut telah dibuatkan bangunan dan dibuatkan bilik yang tertutup dan terkunci sehingga sedemikian rupa terkesan sakral. Pembukaan tutup bilik diadakan setiap bulan Suro (Muharram) tanggal 1 s/d 10. Tak heran jika setiap bulan Suro Desa Rahtawu menjadi sangat ramai oleh para pengunjung yang ingin ngalap berkah disana.

Objek Wisata Sungai Segar dan Alami
Aliran Sungai yang Masih Segar dan Alami
Dibalik semua cerita tersebut, sejarah Rahtawu masih merupakan misteri. Desa Rahtawu memang identik dengan pewayangan. Sampai saat ini, Desa Rahtawu masih menjadi tempat untuk kepentingan ngalap berkah yang bermacam-macam. Nuansa spirituil religius jawa memang sudah berbaur dengan adat budaya yang oleh beberapa pihak dianggap klenik, sirik dan tahayul. Sehingga kiranya masih diperlukan kajian ilmiah dan spirituil yang mendalam. Jika anda belum pernah kesana, sesekali silahkan anda memanjakan mata dan pikiran dengan menikmati Panorama Alam Desa Wisata Rahtawu Kudus.

Wisata Air Terjun Watu Gompeng Kuwukan Dawe Kudus

0
Hari Senin kemarin, tepat hari libur nasional. Adalah waktu yang pas buat Kangbabas dan keluarga pergi refreshing. Tak perlu jauh-jauh dari rumah, kali ini Kangbabas pergi mencari tempat yang fresh dan segar. Wisata Air terjun Watu Gompeng yang terletak di Dukuh Sangeng RT.01 RW.02 Desa Kuwukan Dawe Kudus adalah tempat yang cocok untuk berlibur. Karena dekat dengan rumah (tak sampai 1 jam) sampai ditempat tujuan.

Wisata Air Terjun Watu Gompeng memang belum setenar Air Terjun Montel yang berada di Pegunungan Muria. Namun, sekarang ini sudah banyak dikenal oleh kalangan muda khususnya. Tempat yang masih asri dan alami ini memang cocok untuk dieksplore lebih jauh.

Untuk menuju lokasinya, anda bisa dengan sepeda motor. Dikarenakan jalur yang sempit dan masih belum baik. Saya akan berikan jalur mulai dari arah SMK 2 Kudus ke utara jurusan Desa Cranggang. Anda ikuti jalur melalui persawahan dan perkebunan tersebut. Sampai anda tiba di Kantor Desa Kuwukan, ke utara sedikit, maka akan ada pertigaan, jika anda berbelok ke kiri maka akan sampai ke Colo-Muria, sedangkan jalur ke kanan anda akan sampai ke Air Terjun Watu Gompeng Kuwukan. Nah, ikuti saja jalan yang lumayan naik turun tersebut sampai akhirnya anda akan melihat Papan Petunjuk Wisata Air Terjun Watu Gompeng Kuwukan. Nah, melewati jalan desa anda akan menjumpai tempat parkir kendaraan dari warga setempat dan juga petugas retribusi. Untuk parkir kendaraan dikenakan biaya Rp. 2.000,- dan retribusi masuk per orang juga Rp.2.000,-.

Untuk menuju Air Terjun Gompeng, anda lewati jalan setapak yang terjal dan agak curam karena berada dibawah tebing. Jalan yang sdikit ekstrim ini memang belum ada pengelolaan yang baik dari desa setempat maupun pemerintah daerah. Anda sebaiknya berhati-hati untuk sampai ke tempat air terjun dikarenakan lokasinya yang tergolong agak ekstrim dan akses jalan setapak yang seadanya. Sampai dibawah masih ada tangga yang terbuat dari kayu untuk memudahkan pengunjung turun sampai dasar sungai dan melihat Air Terjun.

Sampai dibawah, anda akan melihat indahnya air terjun setinggi kira-kira 30 meter yang deras dan masih asri. Dengan curahan air yang melebar deras menjadikan semakin indah seperti tirai. Anda juga akan melihat beberapa batu yang gedhe-gedhe disana. Hati-hati untuk melewatinya karena akses jalan yang agak sulit. Lokasi yang cocok untuk berfoto selfi ini banyak sekali. Dengan background Air terjun Gompeng, ataupun batuan yang besar-besar atau juga tanaman seperti cemara yang berada dipinggir tebing adalah kawasan cocok buat berfoto ria. Anda juga bisa bermain air disana namun tetap berhati-hati karena batuan yang licin.

Memang, air terjun watu gompeng ini baru dibuka secara resmi sekitar bulan Februari 2016, namun diwaktu hari libur banyak wisatawan yang berkunjung baik itu dari dalam kota maupun dari luar kota Kudus. Harapan kedepannya, Wisata Air Terjun Watu Gompeng Desa Kuwukan Dawe ini bisa lebih diperhatikan dan dikelola dengan baik. Dengan kerjasama dari pihak desa setempat dan pemerintah daerah, maupun dengan organisasi dan warga dukuh Sangeng setempat untuk bisa membangun dan membenahi infrastruktur yang lebih baik. Dengan adanya fasilitas dan infrastruktur yang lebih baik, maka akan menambah daya tarik bagi pelancong. Sehingga Wisata Air Terjun Watu Gompeng Kuwukan ini bisa lebih terkenal dan menjadi objek wisata pilihan selain Air Terjun Colo Muria. Sehingga bisa meningkatkan roda perekonomian warga dukuh Sangeng khususnya dan warga Dawe sekitarnya. Tertarik untuk kesana? 

Moment Gerhana Matahari 2016 di Kudus

1
Hari ini, Rabu, 09 Maret 2016 adalah hari yang bersejarah bagi semua orang. Dimana terjadi gerhana matahari khususnya di wilayah Indonesia. Di sebagian kota besar Indonesia dilewati oleh peristiwa ini. Termasuk juga di Jawa. Meskipun di pulau jawa gerhana yang terjadi tidak total, hanya sebagian saja, namun tidak mengurangi antusias semua orang untuk menyaksikan fenomena ini. Hari ini juga bertepatan dengan hari libur nyepi. Sehingga banyak warga yang bisa menyaksikan dengan anggota keluarga dirumah.

Pukul 06.00 WIB Kangbabas sudah mendengar suara pengumuman dari Ta'mir Masjid untuk mengajak para warga bersembahyang gerhana matahari. Bergegas mandi dan bersiap-siap meluncur ke Masjid. Memang matahari tampak beberapa derajat muncul dari ufuk timur. Memancarkan sinar yang belum terlalu terang. Jam 06.30 sudah sampai di Masjid, sudah banyak orang yang berdatangan dan menunggu sholat gerhana matahari dimulai.

Gerhana Matahari 2016 di Kudus

Memang, gerhana matahari adalah peristiwa yang jarang / langka terjadi. Setidaknya terakhir kali terjadi di tahun 1983 yang lalu. Kini terulang kembali namun dengan sedikit posisi yang berbeda. Peristiwa gerhana matahari total (GMT) tahun 2016 ini terjadi melewati pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Maluku. Di Jawa, gerhana matahari hanya kelihatan kurang lebih 80% saja.

Waktu sudah menunjukkan pukul 07.00 WIB. Sholat gerhana matahari ditempat saya pun dimulai. Imam membacakan niat dan tata cara sholat gerhana matahari terlebih dulu. Imam memberitahukan bahwa Sholat Gerhana Matahari yaitu Sholat 2 raka’at dengan 4 kali rukuk, dan juga 4 kali sujud, yaitu pada raka’at pertama (sesudah rukuk dan i’tidal) kita membaca surat Al-Fatihah lagi, selanjutnya kita terus melakukan rukuk sekali lagi dan i’tidal, kemudian kita terus sujud selanjutnya sebagaimana biasa. Dan pada raka’at kedua juga kita lakukan seperti halnya pada raka’at yang pertama. Jadi dengan demikian sholat Gerhana tersebut seluruhnya berjumlah 4 rukuk, 4 fatihah dan 4 sujud.

Adapun niat melakukan sholat gerhana matahari adalah sbb :


أُصَلِّيْ سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

Ushallii Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa “

Artinya : ” Aku niat (melaksanakan) sholat sunnah Gerhana Matahari dua rakaat karena Allah ta’ala “

Setelah sholat selesai, para jamaah beristighfar bersama-sama. Kemudian dilanjutkan dengan khotbah pertama. Intisari dari khotbah Gerhana Matahari tersebut adalah kita sebagai umat muslim, untuk senantiasa beriman dan bertaqwa kepada Allah sang pencipta alam semesta ini. Gerhana matahari yang terjadi kali ini adalah terjadi dikarenakan kuasa Allah. Tidak ada hal yang berhubungan dengan kematian ataupun kelahiran seseorang, seperti halnya yang disampaikan oleh Nabi Junjungan kita Muhammad SAW.

RINGKASAN SHAHIH BUKHARI : KITAB KUSUF (GERHANA):
547. Abu Bakrah berkata, "Kami berada di sisi Rasulullah lalu terjadi gerhana matahari. Maka, Nabi berdiri dengan mengenakan selendang beliau (dalam satu riwayat: pakaian beliau sambil tergesa-gesa 7/34) hingga beliau masuk ke dalam masjid, (dan orang-orang pun bersegera ke sana 2/31), lalu kami masuk. Kemudian beliau shalat dua rakaat bersama kami hingga matahari menjadi jelas. Beliau menghadap kami, lalu bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya (2/31) bukan gerhana karena meninggalnya seseorang. Akan tetapi, Allah ta'ala menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya. Oleh karena itu, apabila kamu melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah sehingga terbuka apa (gerhana) yang terjadi padamu.'" (Hal itu karena putra Nabi saw. yang bernama Ibrahim meninggal dunia, kemudian terjadi gerhana. Lalu, orang-orang berkomentar bahwa gerhana itu terjadi karena kematian Ibrahim itu. Hal ini lantas disanggah Rasulullah dengan sabda beliau itu.)

548. Abu Mas'ud berkata, "Nabi bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan tidak gerhana karena meninggal (dan hidupnya 4/76) seseorang. Tetapi, keduanya adalah dua dari tanda-tanda dari kebesaran Allah. Apabila kamu melihatnya, maka berdirilah untuk mengerjakan shalat gerhana.'"


Disela-sela khotbah tersebut, pukul 07.15 WIB Kangbabas melihat keluar jendela masjid keadaan berubah menjadi redup. Seperti halnya waktu maghrib. Ini menandakan bahwa peristiwa gerhana matahari sudah mulai terjadi. Memang pagi yang dirasakan oleh semua orang waktu itu berbeda. Cahaya matahari hilang tidak terlihat sehingga waktu pagi terasa seperti waktu menjelang maghrib. Suhu udarapun terasa sejuk. Setelah khotbah pertama selesai, dilanjutkan dengan khotbah kedua dan diakhiri dengan do'a bersama.

Alhamdulillah, peristiwa yang langka dan bersejarah ini telah selesai kita lewati bersama dengan selalu mengingat dan bertaqwa kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala ni'mat dan karunia-Nya kepada kita sehingga kita semua bisa menjalankan aktivitas kembali seperti biasanya. 

Ziarah ke Makam Sunan Kalijaga Kadilangu Demak

3

Setelah sebelumnya Kangbabas sudah berbagi cerita tentang  Ziarah Wisata ke Makam Sunan Muria, kini Kangbabas akan berbagi cerita juga tentang Ziarah wisata ke Makam Sunan Kalijaga atau Raden Syahid yang berada di Kadilangu Demak.

Bulan sya'ban adalah bulan penuh kebaikan, bulan dinaikkannya semua amalan manusia kepada Allah SWT. Oleh karnanya, kita disarankan untuk memperbanyak beramal sholeh dan berpuasa. Amalan yang disunahkan oleh Nabi adalah berpuasa di bulan sya'ban. Karena bulan Sya'ban dekat dengan bulan Ramadhan, maka bagi mereka yang memiliki hutang puasa diwajibkan untuk segera melunasinya. Jangan sampai ditunda hingga melewati bulan Ramadhan berikutnya.

Dikalangan orang jawa, bulan Sya'ban ini disebut dengan bulan ruwah. Dimana kata ruwah ada kesamaan dengan kata arwah. Dalam tradisi masyarakat jawa, dibulan ruwah inilah arwah para leluhur atapun saudara yang telah mendahului kita menengok keluarga yang ditinggalkan didunia. Oleh karena itu, keluarga yang ditinggalkan banyak yang mendo'akan arwah para leluhur tersebut maupun keluarganya menjelang bulan ramadhan tiba. Banyak kegiatan yang dilakukan orang jawa khususnya dibulan ruwah, diantaranya yaitu kirim do'a, sedekah, tahlil, tahmid, serta berziarah ke kubur.

Memang tradisi berziarah ke kubur dibulan sya'ban (ruwah) tidak dapat dipisahkan oleh masyarakat jawa khususnya. Bagi sebagian orang, berziarah kubur menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan akan terasa ada yang kurang dalam hal menyongsong bulan ramadhan. Dari keterangan yang pernah saya baca, berziarah ke kubur memang masa awal-awal Islam dilarang oleh Rasululah SAW. Dikarenakan kondisi sosiologis masyarakat Arab, pola pikir masyarakat yang masih didominasi dengan kemusyrikan. Dan juga tingkat keislaman mereka yang masih lemah. Oleh karna itu Rasulullah mengkhawatirkan terjadinya kesalahpahaman ketika mereka berziarah kubur baik dalam berperilaku maupun berdo'a.

Seiring dengan perkembangan jaman, maka pola pikir dan tingkat keislaman seseorang semakin berambah, maka berziarah kubur diperbolehkan. Seperti halnya Rasulullah SAW yang pernah berziarah kubur ke makam ibundanya. Berziarah kubur memiliki faedah untuk mengingatkan kita akan kematian dan akhirat.

Kangbabas kali ini akan sedikit bercerita tentang pengalaman berziarah ke makam SunanKalijaga Raden Syahid di Kadilangu Demak. Pagi sekitar jam 07.00 saya dan keluarga sudah bersiap untuk pergi. Jarak Kudus- Kadilangu Demak sekitar 25 km. Jadi sekitar satu jam berkendaraan bermotor kami sudah sampai disana jam 08.00 pagi. Kompleks makam sunan Kalijaga berada diantara rumah penduduk. Jika anda masuk lewat pintu gerbang bagian selatan, anda bisa menjumpai banyak tempat kios dan parkiran disepanjang jalan menuju kompleks pemakaman. Disana anda bisa memilih tempat parkiran yang anda kehendaki. Ya, tentunya tempat parkiran tersebut berada diantara rumah-rumah penduduk dan kios berjualan berbagai souvenir dan makanan-minuman.

kompleks makam sunan kalijaga kadilangu demak

Setelah samapi di depan pintu gerbang kompleks makam Sunan Kalijaga, disitu akan anda jumpai banyak sekali tempat untuk menaruh sandal atau sepatu. Anda juga dapat menggunakan jasa penitipan sandal sepatu disana. Ataupun anda juga bisa membawa sandal sepatu masuk kedalam tentunya dengan dibungkus plastik dan ditaruh didalam tas. Karena disana juga ada banyak penjual plastik untuk keperluan tersebut.
Bangunan Makam Sunan Kalijaga

Masuk kedalam kompleks pemakaman, maka anda akan melihat disamping kanan kiri ada banyak makam. Dari yang ada namanya dan tidak ada namanya. Ada juga yang tertulis sebagai makam orang penting dan ada juga makam murid Sunan Kalijaga. Dipersimpangan pertama anda akan melihat bangunan pendopo untuk keperluan informasi bagi yang berziarah rombongan. Biasanya ketua rombongan akan melapor dan konfirmasi ke petugas yang berjaga disana. Selanjutnya masuk ke pemakaman utama, anda langsung bisa melihat komplek makam Sunan Kalijaga. Terlihat luas dan seperti bangunan rumah besar. Didalamnya terdapat makam Sunan Kalijaga dan beberapa kerabat dan murid-muridnya. Bangunan seperti rumah tersebut terdapat beberapa jendela. Sehingga orang yang tidak bisa masuk kedalam bisa melihat dari luar. Dipelataran luar bangunan, terdapat banyak makam dimana para peziarah bisa berdo'a diantara sela-sela makam tersebut. Kompleks makam didalam cukup luas sehingga bisa menampung banyak rombongan peziarah.

Banyak peziarah akan masuk ke dalam ruangan Makam Sunan Kalijaga

Bagi rombongan yang ingin masuk kedalam makam utama harus antri dan mendapat ijin oleh petugas. Karena tidak sembarangan orang boleh masuk disana. Para peziarah juga dilarang berisik ataupun mengambil foto didalam. Setelah selesai berdo'a, peziarah bisa mengabil minum dari gentong peninggalan sunan Kalijaga yang terdapat disebelah utara. Airnya sangat segar untuk melepas dahaga. Anda bisa juga meminta air gentong tersebut untuk diisi didalam air kemasan untuk dibawa pulang. Disebelahnya di sediakan kotak bagi para peziarah yang ingin memberikan sedekahnya.

Gentong peninggalan sunan Kalijaga ada 2

Selesai berdo'a di komplek makam, anda bisa keluar dengan jalur yang sama. Diluar anda bisa temukan banyak kios dikanan dan kiri lorong menuju arah timur, barat dan selatan. Banyak kios yang berjualan baju, makanan khas, minuman, sovenir, dan pernak-pernik untuk oleh-oleh. Jika anda ingin mampir ke Masjid Sunan Kalijaga, anda bisa langsung menuju ke sebelah timur komplek makam karena jaraknya dekat hanya beberapa meter saja. Anda bisa beristirahat sejenak sambil melihat-lihat bangunan masjid tersebut. Dari cerita dan sumber keyakinan masyarakat Kadilangu, dulunya Masjid Sunan Kalijaga adalah sebuah langgar atau mushola (surau) yang dibuat oleh Sunan Kalijaga sebelum mendirikan Masjid Agung Demak. Tidak diketahui tanggal dan tahun dari pendirian Masjid Kuno ini. Namun dari prasasti yang tersimpan di masjid, Masjid Sunan Kalijaga pertama kali direnovasi pada tahun 1564 M oleh Pangeran Wijil yang merupakan penerus Sunan Kalijaga di Kadilangu dan sekitarnya. Masjid ini sekarang menjadi luas karena sudah beberapa kali dilakukan renovasi. Mengingat semakin banyaknya jumlah jamaah.
Masjid Sunan Kalijaga kadilangu Demak dari Depan

Jika anda ingin membawa oleh-oleh dari Kadilangu, jangan lupa untuk membeli Batik khas Kadilangu. Karena sejak awal tahun 2011, masyarakat Kadilangu telah memproduksi batik yang memiliki motif dan corak yang khas. Motif batik tersebut terinspirasi oleh makanan khas pada jaman Sunan Kalijaga, yaitu Caos Dhahar. Ada juga motif daun pace, cening dan loro gendhing, sisik, jambu air, belimbing dan ornamen yang ada di Masjid Agung Demak.

batik Kadilangu demak

batik khas kelurahan Kadilangu demak

Corak batik khas demak

corak batik khas Kadilangu

Ziarah Religi ke Makam Sunan Muria Kudus

3

Selamat datang di blog Kangbabas, dimana tempat saya sharing dan berbagi cerita dan juga pengalaman. Kali ini Kangbabas akan bercerita tentang pengalaman berziarah ke Sunan Muria. Ya, salah satu wali 9 yang ada di Kudus dimana makamnya terletak di lereng Gunung Muria. Jaraknya sekitar 18 km keutara dari pusat kota Kudus.

Beberapa hari kemarin, kakak ipar saya dari Jakarta datang kerumah alias balik ndeso atau istilahnya pulang kampung. Sekitar satu minggu berada dirumah membuat waktu terasa semakin lama. Untuk melepas kejenuhan maka dapatlah ide untuk berziarah ke Makam Sunan Muria.

pintu masuk kawasan Makam Sunan Muria

Sejarah Wali Songo memang terkenal tidak hanya di jawa, namun di seluruh nusantara karena berkat jasa para wali lah agama Islam dapat tersebar dan berkembang seperti sekarang ini. Salah satu anggota wali songo adalah Sunan Muria.

Silsilah Sunan Muria
Menurut sejarah, Sunan Muria adalah putra dari Sunan Kalijaga dan Dewi Saroh. Nama kecil Sunan Muria adalah Raden Umar Said. Beliau adalah seorang penyebar agama Islam di kawasan lereng Gunung Muria. Sunan Muria berbeda dengan ayahnya, beliau menyukai tinggal didaerah yang terpencil dan jauh dari keramaian. Untuk menyebarkan agama Islam, beliau menggunakan cara-cara halus sambil mengajarkan keterampilan cara bercocok tanam, berdagang dan juga melaut. Jiwa seni yang ada didalam diri beliau juga digunakan untuk berdakwah. Wayang dan gamelan adalah kesenian yang digunakan untuk menyampaikan dakwah ajaran Islam kepada para pengikutnya. Tembang Sinom dan Kinanthi adalah salah satu hasil karya seni yang beliau ciptakan.

Sejarah Sunan Muria

Peran Sunan Muria sebagai penengah konflik di Kesultanan Demak (1518-1530) sangatlah penting. Berkat jasa beliau, konflik serumit apapun dapat dicarikan solusinya yang dapat diterima oleh semua pihak yang berseteru. Jalur dakwah Sunan Muria diantaranya adalah Jepara, Tayu, Juwana hingga sekitar Kudus dan Pati. Oleh karena jasa dan peran beliau semasa hidupnya, maka tak heran jika Makam Sunan Muria tidak pernah sepi dari para peziarah.

Jika anda ingin berziarah ke Makam Sunan Muria, maka anda tentunya akan singgah di desa Colo. Yaitu desa yang terletak di lereng Gunung Muria yang tingginya sekitar 1600 m. Diatas bukit Muria itulah terdapat Makam Sunan Muria, tepatnya berada dibelakang Masjid yang konon dibangun sendiri oleh Beliau.

Asal Mula Nama Muria
Berdasarkan buku “Kudus Purbakala Dalam Perjoagan Islam” karya Solihin Salam terbitan percetakan Menara Kudus halaman 47-50. Penulis mengutip dari sebuah buku “A Short Cultural History of Indonesia” karya Soetjipto Wirjosoeparto berpendapat bahwa nama Muria diidentifikasikan dengan nama sebuah bukit yang berada di Yerusalem Palestina. Didekat Yerusalem sana, ada sebuah bukit yang bernama “Gunung Moriah” dimana Nabi Daud dan Nabi Sulaiman dahulu membangun sebuah kanisah.

Saat masuk ke kawasan Colo, maka anda akan melewati Gerbang masuk. Di Pintu masuk ini anda diharuskan membayar karcis masuk sebesar Rp.2.000,- per orang. Setelah melewati gerbang, maka anda akan menemukan tempat parkir bagi area bus dan kendaraan roda empat. Untuk kendaraan roda dua, silahkan anda pilih sendiri tempat penutipan sepeda motor karena disepanjang jalan menuju tempat lokasi tersedia banyak jasa penitipan sepeda motor.

Untuk menuju ke tempat Makam Sunan Muria, ada dua jalan alternatif. Pertama adalah anda bisa berjalan kaki menaiki tangga menuju puncak bukit yang jaraknya sekitar 1km atau anda bisa menggunakan jasa ojek motor dengan tarif Rp.10.000,- per orang. Jika anda ingin menikmati alam sekitar dan suasana lereng Gunung Muria, anda bisa berjalan kaki. Disepanjang jalan menuju makam terdapat banyak kios yang menjual berbagai macam souvenir, cinderamata, pernak-pernik, baju, makanan dan minuman. Jadi jika anda merasa lelah dan capek, anda bisa langsung mampir ke kios penjual makanan dan minuman yang anda inginkan sambil melihat keindahan kota Kudus dari lereng Gunung Muria.

Kompleks Makam Sunan Muria
Setelah sampai dipuncak, maka anda akan menjumpai sebuah Masjid. Masjid yang dulu dibangun oleh Sunan Muria itu kini telah direnovasi dan semakin indah. Untuk menuju Makam Sunan Muria sebelum sampai Masjid ada sebuah jalan khusus yang digunakan oleh para peziarah. Disitu anda diperbolehkan masuk dengan syarat melepas alas kaki. Ada banyak penjual kantong plastik jika anda lupa membawa dan ingin membeli untuk tempat alas kaki anda tersebut.

Mihrab Masjid Sunan Muria

Setelah anda memasuki pintu gerbang makam, maka anda akan melihat di pelataran dipenuhi oleh 17 batu nisan. Batu nisan tersebut adalah makam beberapa para prajurit dan punggawa Sunan Muria.

Di batas utara pelataran ini berdiri bangunan cungkup makam beratapkan sirap dua tingkat. Di dalamnya terdapat makamnya Sunan Muria. Cungkup makam ini selalu ditutupi dengan kain putih mengelilingi makam. Di sampingnya sebelah timur, ada nisan yang konon makamnya puterinya perempuan bernama Raden Ayu Nasiki. Dan tepat di sebelah barat dinding belakang masjid Muria, sebelah selatan mihrab terdapat makamnya Panembahan Pengulu Jogodipo, yang menurut keterangannya Juru Kunci adalah putera sulungnya Sunan Muria.

Makam Sunan Muria

Setelah selesai berdo'a di komplek Makam Sunan Muria, Kangbabas dan kakak ipar berjalan keluar menyusuri lorong menuju ke Masjid. Sebelum ke Masjid, ada tempat yang harus disinggahi. Yaitu Gentong Peninggalan Sunan Muria. Gentong ini adalah sumber air yang konon berkhasiat mampu mengobati berbagai penyakit. Para peziarah banyak yang menyempatkan diri untuk meminum air yang telah disediakan didalam gelas-gelas plastik. Airnya sangat dingin dan menyegarkan sekali.

Gentong Sunan Muria

Setelah selesai dari tempat Gentong tersebut, kami berjalan menuju Masjid melewati jalan lorong yang khusus disediakan bagi para peziarah. Untuk menuju masjid, anda disediakan anak tangga. Karena letak masjid berada diatas lorong jalan. Masjid yang kini telah selesai direnovasi menyisakan beberapa tempat yang masih asli seperti dulu. Diantaranya adalah soko tiang masjid dan tempat mihrab. Didalam masjid tersebut udara sangat sejuk sehingga membuat betah bagi orang yang sedang beribadah.

Di depan masjid terdapat kios-kios kecil berderat yang menjual pernak-pernik tasbih, kalung, gelang, makanan khas dan juga sovenir untuk oleh-oleh. Kios-kios tersebut sungguh ramai dikunjungi oleh para peziarah. Yang perlu diingat, anda harus berani menawarnya.

Setelah puas jalan-jalan dan melihat pemandangan dari lereng Gunung Muria serta membeli sovenir, kamipun segera pulang. Karena kecapaian, kami turun dari tempat Kompleks Makam ke Tempat Parkiran menggunakan jasa ojek motor. Tak jauh dari masjid, terdapat pangkalan tukang ojek yang siap mengantar kami ke bawah tempat kami parkir motor. Satu motor bisa digunakan berdua berboncengan. Jalur yang digunakan untuk mengantar kami ke bawah sangat indah dan juga menegangkan, karena dikanan dan kiri adalah jurang. Sedangkan jalurnya juga berliku. Namun bagi tukang ojek yang sudah pengalaman ini sudah biasa. Setelah sekitar 5 -10 menit sampailah kami di tempat parkiran motor. Kamipun bersiap-siap untuk pulang. Lumayan capek, tapi sangat berkesan bagi Kangbabas bisa berkumpul keluarga dan ziarah religi ke Makam SunanMuria.