Hari ini, Rabu, 09 Maret
2016 adalah hari yang bersejarah bagi semua orang. Dimana terjadi
gerhana matahari khususnya di wilayah Indonesia. Di sebagian kota
besar Indonesia dilewati oleh peristiwa ini. Termasuk juga di Jawa.
Meskipun di pulau jawa gerhana yang terjadi tidak total, hanya
sebagian saja, namun tidak mengurangi antusias semua orang untuk
menyaksikan fenomena ini. Hari ini juga bertepatan dengan hari libur
nyepi. Sehingga banyak warga yang bisa menyaksikan dengan anggota
keluarga dirumah.
Pukul 06.00 WIB Kangbabas
sudah mendengar suara pengumuman dari Ta'mir Masjid untuk mengajak
para warga bersembahyang gerhana matahari. Bergegas mandi dan
bersiap-siap meluncur ke Masjid. Memang matahari tampak beberapa
derajat muncul dari ufuk timur. Memancarkan sinar yang belum terlalu
terang. Jam 06.30 sudah sampai di Masjid, sudah banyak orang yang
berdatangan dan menunggu sholat gerhana matahari dimulai.
Memang, gerhana matahari
adalah peristiwa yang jarang / langka terjadi. Setidaknya terakhir
kali terjadi di tahun 1983 yang lalu. Kini terulang kembali namun
dengan sedikit posisi yang berbeda. Peristiwa gerhana matahari total
(GMT) tahun 2016 ini terjadi melewati pulau Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Maluku. Di Jawa, gerhana matahari hanya kelihatan kurang
lebih 80% saja.
Waktu sudah menunjukkan
pukul 07.00 WIB. Sholat gerhana matahari ditempat saya pun dimulai.
Imam membacakan niat dan tata cara sholat gerhana matahari terlebih
dulu. Imam memberitahukan bahwa Sholat Gerhana Matahari yaitu Sholat
2 raka’at dengan 4 kali rukuk, dan juga 4 kali sujud, yaitu pada
raka’at pertama (sesudah rukuk dan i’tidal) kita membaca surat
Al-Fatihah lagi, selanjutnya kita terus melakukan rukuk sekali lagi
dan i’tidal, kemudian kita terus sujud selanjutnya sebagaimana
biasa. Dan pada raka’at kedua juga kita lakukan seperti halnya pada
raka’at yang pertama. Jadi dengan demikian sholat Gerhana tersebut
seluruhnya berjumlah 4 rukuk, 4 fatihah dan 4 sujud.
Adapun
niat melakukan sholat gerhana matahari adalah sbb :
أُصَلِّيْ
سُنَّةَ لِكُسُوْفِ الشَّمسِ رَكْعَتَيْنِ
لِلَّهِ تَعَالَى
”Ushallii
Sunnatal Kusuufis-Syamsi Rak’ataini Lillahi Ta’alaa “
Artinya
: ” Aku niat (melaksanakan) sholat sunnah Gerhana Matahari dua
rakaat karena Allah ta’ala “
Setelah
sholat selesai, para jamaah beristighfar bersama-sama. Kemudian
dilanjutkan dengan khotbah pertama. Intisari dari khotbah Gerhana
Matahari tersebut adalah kita sebagai umat muslim, untuk senantiasa
beriman dan bertaqwa kepada Allah sang pencipta alam semesta ini.
Gerhana matahari yang terjadi kali ini adalah terjadi dikarenakan
kuasa Allah. Tidak ada hal yang berhubungan dengan kematian ataupun
kelahiran seseorang, seperti halnya yang disampaikan oleh Nabi
Junjungan kita Muhammad SAW.
RINGKASAN
SHAHIH BUKHARI : KITAB KUSUF (GERHANA):
547.
Abu Bakrah berkata, "Kami berada di sisi Rasulullah lalu terjadi
gerhana matahari. Maka, Nabi berdiri dengan mengenakan selendang
beliau (dalam satu riwayat: pakaian beliau sambil tergesa-gesa 7/34)
hingga beliau masuk ke dalam masjid, (dan orang-orang pun bersegera
ke sana 2/31), lalu kami masuk. Kemudian beliau shalat dua rakaat
bersama kami hingga matahari menjadi jelas. Beliau menghadap kami,
lalu bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua dari
tanda-tanda kekuasaan Allah, dan sesungguhnya keduanya (2/31) bukan
gerhana karena meninggalnya seseorang. Akan tetapi, Allah ta'ala
menakut-nakuti hamba-hamba-Nya dengannya. Oleh karena itu, apabila
kamu melihatnya, maka shalatlah dan berdoalah sehingga terbuka apa
(gerhana) yang terjadi padamu.'" (Hal itu karena putra Nabi saw.
yang bernama Ibrahim meninggal dunia, kemudian terjadi gerhana. Lalu,
orang-orang berkomentar bahwa gerhana itu terjadi karena kematian
Ibrahim itu. Hal ini lantas disanggah Rasulullah dengan sabda beliau
itu.)
548.
Abu Mas'ud berkata, "Nabi bersabda, 'Sesungguhnya matahari dan
bulan tidak gerhana karena meninggal (dan hidupnya 4/76) seseorang.
Tetapi, keduanya adalah dua dari tanda-tanda dari kebesaran Allah.
Apabila kamu melihatnya, maka berdirilah untuk mengerjakan shalat
gerhana.'"
Disela-sela
khotbah tersebut, pukul 07.15 WIB Kangbabas melihat keluar jendela
masjid keadaan berubah menjadi redup. Seperti halnya waktu maghrib.
Ini menandakan bahwa peristiwa gerhana matahari sudah mulai terjadi.
Memang pagi yang dirasakan oleh semua orang waktu itu berbeda.
Cahaya matahari hilang tidak terlihat sehingga waktu pagi terasa seperti waktu
menjelang maghrib. Suhu udarapun terasa sejuk. Setelah khotbah
pertama selesai, dilanjutkan dengan khotbah kedua dan diakhiri dengan
do'a bersama.
Alhamdulillah,
peristiwa yang langka dan bersejarah ini telah selesai kita lewati
bersama dengan selalu mengingat dan bertaqwa kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan segala ni'mat dan karunia-Nya kepada kita sehingga
kita semua bisa menjalankan aktivitas kembali seperti biasanya.