Setelah sebelumnya Kangbabas sudah berbagi cerita tentang Ziarah Wisata ke Makam Sunan Muria, kini Kangbabas akan berbagi cerita juga tentang Ziarah wisata ke Makam Sunan Kalijaga atau Raden Syahid yang berada di Kadilangu Demak.
Bulan sya'ban adalah
bulan penuh kebaikan, bulan dinaikkannya semua amalan manusia kepada
Allah SWT. Oleh karnanya, kita disarankan untuk memperbanyak beramal
sholeh dan berpuasa. Amalan yang disunahkan oleh Nabi adalah berpuasa
di bulan sya'ban. Karena bulan Sya'ban dekat dengan bulan Ramadhan,
maka bagi mereka yang memiliki hutang puasa diwajibkan untuk segera
melunasinya. Jangan sampai ditunda hingga melewati bulan Ramadhan
berikutnya.
Dikalangan orang jawa,
bulan Sya'ban ini disebut dengan bulan ruwah. Dimana kata ruwah ada
kesamaan dengan kata arwah. Dalam tradisi masyarakat jawa,
dibulan ruwah inilah arwah para leluhur atapun saudara yang telah
mendahului kita menengok keluarga yang ditinggalkan didunia. Oleh
karena itu, keluarga yang ditinggalkan banyak yang mendo'akan arwah
para leluhur tersebut maupun keluarganya menjelang bulan ramadhan
tiba. Banyak kegiatan yang dilakukan orang jawa khususnya dibulan
ruwah, diantaranya yaitu kirim do'a, sedekah, tahlil, tahmid, serta
berziarah ke kubur.
Memang tradisi berziarah
ke kubur dibulan sya'ban (ruwah) tidak dapat dipisahkan oleh
masyarakat jawa khususnya. Bagi sebagian orang, berziarah kubur
menjadi semacam kewajiban yang bila ditinggalkan akan terasa ada yang
kurang dalam hal menyongsong bulan ramadhan. Dari keterangan yang
pernah saya baca, berziarah ke kubur memang masa awal-awal Islam
dilarang oleh Rasululah SAW. Dikarenakan kondisi sosiologis
masyarakat Arab, pola pikir masyarakat yang masih didominasi dengan
kemusyrikan. Dan juga tingkat keislaman mereka yang masih lemah. Oleh
karna itu Rasulullah mengkhawatirkan terjadinya kesalahpahaman ketika
mereka berziarah kubur baik dalam berperilaku maupun berdo'a.
Seiring dengan
perkembangan jaman, maka pola pikir dan tingkat keislaman seseorang
semakin berambah, maka berziarah kubur diperbolehkan. Seperti halnya
Rasulullah SAW yang pernah berziarah kubur ke makam ibundanya.
Berziarah kubur memiliki faedah untuk mengingatkan kita akan kematian
dan akhirat.
Kangbabas kali ini akan
sedikit bercerita tentang pengalaman berziarah ke makam SunanKalijaga Raden Syahid di Kadilangu Demak. Pagi sekitar jam 07.00 saya dan keluarga
sudah bersiap untuk pergi. Jarak Kudus- Kadilangu Demak sekitar 25
km. Jadi sekitar satu jam berkendaraan bermotor kami sudah sampai
disana jam 08.00 pagi. Kompleks makam sunan Kalijaga berada diantara
rumah penduduk. Jika anda masuk lewat pintu gerbang bagian selatan,
anda bisa menjumpai banyak tempat kios dan parkiran disepanjang jalan
menuju kompleks pemakaman. Disana anda bisa memilih tempat parkiran
yang anda kehendaki. Ya, tentunya tempat parkiran tersebut berada
diantara rumah-rumah penduduk dan kios berjualan berbagai souvenir
dan makanan-minuman.
Setelah samapi di depan
pintu gerbang kompleks makam Sunan Kalijaga, disitu akan anda jumpai
banyak sekali tempat untuk menaruh sandal atau sepatu. Anda juga
dapat menggunakan jasa penitipan sandal sepatu disana. Ataupun anda
juga bisa membawa sandal sepatu masuk kedalam tentunya dengan
dibungkus plastik dan ditaruh didalam tas. Karena disana juga ada
banyak penjual plastik untuk keperluan tersebut.
Masuk kedalam kompleks
pemakaman, maka anda akan melihat disamping kanan kiri ada banyak
makam. Dari yang ada namanya dan tidak ada namanya. Ada juga yang
tertulis sebagai makam orang penting dan ada juga makam murid Sunan
Kalijaga. Dipersimpangan pertama anda akan melihat bangunan pendopo
untuk keperluan informasi bagi yang berziarah rombongan. Biasanya
ketua rombongan akan melapor dan konfirmasi ke petugas yang berjaga
disana. Selanjutnya masuk ke pemakaman utama, anda langsung bisa
melihat komplek makam Sunan Kalijaga. Terlihat luas dan seperti
bangunan rumah besar. Didalamnya terdapat makam Sunan Kalijaga dan
beberapa kerabat dan murid-muridnya. Bangunan seperti rumah tersebut
terdapat beberapa jendela. Sehingga orang yang tidak bisa masuk
kedalam bisa melihat dari luar. Dipelataran luar bangunan, terdapat
banyak makam dimana para peziarah bisa berdo'a diantara sela-sela
makam tersebut. Kompleks makam didalam cukup luas sehingga bisa
menampung banyak rombongan peziarah.
Bagi rombongan yang ingin
masuk kedalam makam utama harus antri dan mendapat ijin oleh petugas.
Karena tidak sembarangan orang boleh masuk disana. Para peziarah juga
dilarang berisik ataupun mengambil foto didalam. Setelah selesai
berdo'a, peziarah bisa mengabil minum dari gentong peninggalan sunan
Kalijaga yang terdapat disebelah utara. Airnya sangat segar untuk
melepas dahaga. Anda bisa juga meminta air gentong tersebut untuk
diisi didalam air kemasan untuk dibawa pulang. Disebelahnya di
sediakan kotak bagi para peziarah yang ingin memberikan sedekahnya.
Selesai berdo'a di
komplek makam, anda bisa keluar dengan jalur yang sama. Diluar anda
bisa temukan banyak kios dikanan dan kiri lorong menuju arah timur,
barat dan selatan. Banyak kios yang berjualan baju, makanan khas,
minuman, sovenir, dan pernak-pernik untuk oleh-oleh. Jika anda ingin
mampir ke Masjid Sunan Kalijaga, anda bisa langsung menuju ke sebelah
timur komplek makam karena jaraknya dekat hanya beberapa meter saja.
Anda bisa beristirahat sejenak sambil melihat-lihat bangunan masjid
tersebut. Dari cerita dan sumber keyakinan masyarakat Kadilangu,
dulunya Masjid Sunan Kalijaga adalah sebuah langgar atau mushola
(surau) yang dibuat oleh Sunan Kalijaga sebelum mendirikan Masjid
Agung Demak. Tidak diketahui tanggal dan tahun dari pendirian Masjid
Kuno ini. Namun dari prasasti yang tersimpan di masjid, Masjid Sunan
Kalijaga pertama kali direnovasi pada tahun 1564 M oleh Pangeran
Wijil yang merupakan penerus Sunan Kalijaga di Kadilangu dan
sekitarnya. Masjid ini sekarang menjadi luas karena sudah beberapa
kali dilakukan renovasi. Mengingat semakin banyaknya jumlah jamaah.
Jika anda ingin membawa
oleh-oleh dari Kadilangu, jangan lupa untuk membeli Batik khas
Kadilangu. Karena sejak awal tahun 2011, masyarakat Kadilangu telah
memproduksi batik yang memiliki motif dan corak yang khas. Motif
batik tersebut terinspirasi oleh makanan khas pada jaman Sunan
Kalijaga, yaitu Caos Dhahar. Ada juga motif daun pace, cening dan
loro gendhing, sisik, jambu air, belimbing dan ornamen yang ada di
Masjid Agung Demak.
3 comments
Write commentsWah kapan ziarah lagi mas, mau lho bisa sama sama blogger he....he....
ReplyAssalamualaikum,
ReplySaya mengucapkan ribuan terima kasih di atas perkongsian ilmu yang diberikan. InSya-Allah, saya akan berangkat ke atas tanah Jawa pertengahan Sept dari Melaka, Malaysia. Ini sebagai pengembaraan saya ke makam-makam walisongo, InSyaAllah selama 10-12 hari dari Jawa Timur sehingga ke Jawa Barat. Mudah-mudahan ianya dipermudahkan oleh Allah swt..InSya-Allah, Amiin Yarabbal Alamiin.
wa'alaikumsalam wr.wb
ReplySemoga perjalanan anda lancar dan selalu diberikan kemudahan dan keselamatan, aamiin...
EmoticonEmoticon